3/16/2011

Teori Labeling

Beberapa hari yang lalu di sekolah gue baru belajar soal faktor-faktor terjadinya penyimpangan (mapel sosiologi). Sebenernya sih gue 85 persen gak tertarik sama pelajaran ini, bawaannya kalo belajar sosiologi gue ngantuk. Tapi itu gak terjadi waktu belajar tentang penyimpangan, gue gak tau alasannya kenapa. Dan salah satu yang menarik bagi sebagai faktor terjadinya penyimpangan di muka bumi itu dari, Teori Labeling.

Dalam teori ini menurut yang gue baca di buku dan hasil pemahaman gue dari penjelasan guru, intinya teori ini ngomong 'seseorang menjadi menyimpang karena adanya cap atau stigma dari masyarakat sekitar yang sudah menganggap seseorang sebagai deviant sejati meskipun baru melakukan penyimpangan sekali sehingga orang tersebut berpikir untuk melakukan penyimpangan lagi dan lagi'. Menger ora'? contohnya nih, kalo ada si X yang tidak merokok dan tiba-tiba mencoba merokok karena alasan tertentu, eh malah di cap sama orang disekitarnya yang tau dia waktu itu  ngerokok sebagai perokok. Dan akhirnya itu membuat si X berpikir 'gue udah terlanjur di cap ngerokok, mending gue ngerokok aja terus'. Dan akhirnya si X yang awalnya ngerokok cuma sekali pun menjadi pecandu karena reaksi sosial di sekitarnya.
Kalian kepikiran gak? kalo ada yang gokil sama kejadian yang gue jelasin diatas. Menurut gue sih teori ini gokil banget. Tragis banget kalo seseorang harus terjebak menjadi deviant hanya karena stigma dari orang-orang disekitarnya. Padahalkan orang-orang disekitar itu cuma ngeliat sekali dan gak tau alasan si X merokok kenapa. Main dicap aja Kan kasian si X!

Yah mungkin lebih tepat kalo dibilang orang disekitar itulah yang gokil. Dan fakta membuktikan, gak sedikit orang menyimpang berdasarkan teori labeling ini. Orang normal, pasti akan terganggu psikisnya kalo di cap yang enggak-enggak sama orang di sekitarnya.

Menurut gue ada baiknya kalo kita menjadi 'orang-orang disekitar' yang dimaksud itu, mending kita jaga diri jangan sampe menghakimi seseorang terlalu cepat tanpa ada konfirmasi lebih dulu. Kan lumayan biar gak merajarela kasus seperti si X di atas dan penyimpangan bisa berkurang.
See you, correct me if i wrong ya :)

4 comments:

  1. makanya janganko cap saya maho kasihan sayanya di sangkanya maho beneran padahal sy dan teman saya yg kau anggap maho itu masih tertarik 100% kok sama kaum hawa. saya pikir itu wajar mbak kalo kita dekat dengan salah satu teman kita karena teman adalah orang yg kita bisa ajak sharing apapun karena saya jujur jarang banget memberitahu masalh saya ke orang tua dan itulah gunanya seorang teman.

    ReplyDelete
  2. ok deh tak ampuni,tapi mau gimana lagi nasi udah menjadi bubur biarpun orang mau berkata apa yg penting i'm not mahoooo saya lelaki normal 100%

    ReplyDelete
  3. okedeeeh bukan mahooo selamat menempuh hidup baru

    ReplyDelete